Sabtu, 26 November 2016

Luka Bakar


1.    Definisi
Luka bakar adalah rusak atau hilangnya jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti kobaran api di tubuh (flame), jilatan api ketubuh (flash), terkena air panas (scald), tersentuh benda panas (kontak panas), akibat sengatan listrik, akibat bahan-bahan kimia, serta sengatan matahari (sunburn) (Moenajat, 2001). Menurut Wim de Jong (2005), Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan panas (api secara langsung maupun tidak langsung, pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan kimia, air, dll) atau zat-zat yang bersifat membakar (asam kuat, basa kuat). Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan mortalitas tinggi.Luka bakar disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu sumber panas kepada tubuh.Panas dapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasi elektromagnetik.
2.    Patofisiologi Luka Bakar
Luka bakar suhu pada tubuh terjadi baik karena kondisi panas langsung atau radiasi elektromagnetik.Sel-sel dapat menahan temperatur sampai 440C tanpa kerusakan bermakna, kecepatan kerusakan jaringan berlipat ganda untuk tiap drajat kenaikan temperatur.Saraf dan pembuluh darah merupakan struktur yang kurang tahan dengan konduksi panas.Kerusakan pembuluh darah ini mengakibatkan cairan intravaskuler keluar dari lumen pembuluh darah, dalam hal ini bukan hanya cairan tetapi protein plasma dan elektrolit.Pada luka bakar ekstensif dengan perubahan permeabilitas yang hampir menyeluruh, penimbunan jaringan masif di intersitial menyebabakan kondisi hipovolemik. Volume cairan iuntravaskuler mengalami defisit, timbul ketidak mampuan menyelenggarakan proses transportasi ke jaringan, kondisi ini dikenal dengan syok (Moenajat, 2001).

 Gambar 3. Zona luka bakar oleh Jackson
Menurut Jackson, ada tiga zona konsekutif pada luka bakar yaitu: koagulasi, stasis, dan hiperemis. Zona koagulasi menggambarkan area yang terkena kontak erat dengan sumber panas.Sel pada area ini mengalami nekrosis koagulasi dan tidak membaik.Pada zona ini terjadi kehilangan jaringan yang ireversibel.Zona stasis adalah area konsentris yang kerusakan jaringannya lebih sedikit, ditandai dengan penurunan perfusi jaringan.Jaringan pada zona ini berpotensi untuk diselamatkan.Zona hiperemis adalah zona terluar dimana perfusi jaringan meningkat. Sel pada area ini mengalami trauma minimal, dan pada sebagian besar kasus akan membaik dalam 7-10 hari.
3.     Etiologi
Luka bakar banyak disebabkan karena suatu hal, diantaranya adalah
a.    Luka bakar suhu tinggi(Thermal Burn): gas, cairan, bahan padat
Luka bakar thermal burn biasanya disebabkan oleh air panas (scald) ,jilatan api ketubuh (flash), kobaran api di tubuh (flam), dan akibat terpapar atau kontak dengan objek-objek panas lainnya(logam panas, dan lain-lain) (Moenadjat, 2005).
b.    Luka bakar bahan kimia (Chemical Burn)
Luka bakar kimia biasanya disebabkan oleh asam kuat atau alkali yang biasa digunakan dalam bidang industri militer ataupu bahan pembersih yang sering digunakan untuk keperluan rumah tangga (Moenadjat, 2005).
c.    Luka bakar sengatan listrik (Electrical Burn)
Listrik menyebabkan kerusakan yang dibedakan karena arus, api, dan ledakan. Aliran listrik menjalar disepanjang bagian tubuh yang memiliki resistensi paling rendah.Kerusakan terutama pada pembuluh darah, khusunya tunika intima, sehingga menyebabkan gangguan sirkulasi ke distal. Sering kali kerusakan berada jauh dari lokasi kontak, baik kontak dengan sumber arus maupun grown (Moenadjat, 2001)
d.   Luka bakar radiasi (Radiasi Injury)
Luka bakar radiasi disebabkan karena terpapar dengan sumber radio aktif.Tipe injury ini sering disebabkan oleh penggunaan radio aktif untuk keperluan terapeutik dalam dunia kedokteran dan industri.Akibat terpapar sinar matahari yang terlalu lama juga dapat menyebabkan luka bakar radiasi (Moenadjat, 2001).

4. Klasfikasi LukaBakar                                                                                                              
Ø Klasifikasi luka bakar menurut kedalaman
a.    Luka bakar derajat I

Kerusakan terbatas pada lapisan epidermis superfisial, kulit kering hiperemik, berupa eritema, tidak dijumpai pula nyeri karena ujung-ujung syaraf sensorik teriritasi, penyembuhannya terjadi secara spontan dalam waktu 5 -10 hari (Brunicardi et al., 2005).
a.    Luka bakar derajat II
Kerusakan terjadi pada seluruh lapisan epidermis dan sebagai lapisan dermis, berupa reaksi inflamasi disertai proses eksudasi.Lukaderajat dua mengenai lapisanepidermis yang lebih dalam danmencapai kedalaman dermis tetapimasih ada elemen epitel yang tersisa,seperti sel epitel basal, kelenjarsebasea, kelenjar keringat, dan folikelrambut.Dijumpai pula, pembentukan scar, dan nyeri karena ujung –ujung syaraf sensorik teriritasi.Dasar luka berwarna merah atau pucat.Sering terletak lebih tinggi diatas kulit normal (Moenadjat, 2001).
                             i.     Derajat II Dangkal (Superficial)
·  Kerusakan mengenai bagian superficial dari dermis.
·  Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea masih utuh.
·  Bula mungkin tidak terbentuk beberapa jam setelah cedera, dan luka bakar pada mulanya tampak seperti luka bakar derajat I dan mungkin terdiagnosa sebagai derajat II superficial setelah 12-24jam
·  Ketika bula dihilangkan, luka tampak berwarna merah muda dan basah.
·  Jarang menyebabkan hypertrophic scar.
·  Jika infeksi dicegah maka penyembuhan akan terjadi secara spontan kurang dari 3 minggu (Brunicardi et al., 2005).
                           ii.     Derajat II dalam (Deep)
·  Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis
·  Organ-organ kulit seperti folikel-folikel rambut, kelenjarkeringat,kelenjar sebasea sebagian besar masih utuh.
·  Penyembuhan terjadi lebih lama tergantung biji epitel yang tersisa.
·  Juga dijumpai bula, akan tetapi permukaan luka biasanya tanpak berwarna merah muda dan putih segera setelah terjadi cedera karena variasi suplay darah dermis (daerah yang berwarna putih mengindikasikan aliran darah yang sedikit atau tidak ada sama sekali, daerah yg berwarna merah muda mengindikasikan masih ada beberapa aliran darah ) (Moenadjat, 2001)
·  Jika infeksi dicegah, luka bakar akan sembuh dalam 3 -9 minggu (Brunicardi et al., 2005)
a.    Luka bakar derajat III (Full Thickness burn)
Kerusakan meliputi seluruh tebal dermis dermis dan lapisan lebih dalam, tidak dijumpai bula, apendises kulit rusak, kulit yang terbakar berwarna putih dan pucat.Karena kering, letak nya lebih rendah dibandingkan kulit sekitar.Terjadi koagulasi protein pada epidermis yang dikenal sebagai scar, tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi, oleh karena ujung-ujung syaraf sensorik mengalami kerusakan atau kematian. Penyembuhanterjadi lama karena tidak ada proses epitelisasi spontan dari dasar luka (Moenadjat, 2001). Luka derajat tiga mengenaisemua lapisan epidermis dan dermisserta biasanya secara klinis tampaksebagai luka kering, luka merahkeputih-putihan, dan hitam keabuabuan,tidak ada bula, lapisan yangrusak tidak sembuh sendiri maka perluSkin graff.Seringkali vena mengalamikoagulasi dan dapat terlihat dari permukaan kulit (Burns et al, 2006)
a.    Luka bakar derajat IV
Luka full thickness yang telah mencapai lapisan otot, tendon dan ltulang dengan adanya kerusakan yang luas. Kerusakan meliputi seluruh dermis, organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat mengalami kerusakan, tidak dijumpai bula, kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat, terletak lebih rendah dibandingkan kulit sekitar, terjadi koagulasi protein pada epidemis dan dermis yang dikenal scar, tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensori karena ujung-ujung syaraf sensorik mengalami kerusakan dan kematian. penyembuhannya terjadi lebih lama karena ada proses epitelisasi spontan dan rasa luka (Moenadjat, 2001).
5    Proses Penyembuhan Luka
Berdasarkan klasifikasi lama penyembuhan bisa dibedakan menjadi dua yaitu:
a.    Akut
Luka dikatakan akut jika penyembuhan yang terjadi dalam jangka waktu 2–3 minggu.
b.    Kronis
Segala jenis luka yang tidak ada anda-tanda untuk sembuh dalam jangka lebih dari 4–6 minggu.
Tubuh secara normal akan merespon terhadap luka melalui proses peradangan yang dikarakteristikan dengan lima tanda utama yaitu bengkak, kemerahan, panas, nyeri dan kerusakan fungi. Proses penyembuhannya mencakup beberapa fase (Potter & Perry, 2005) yaitu:
a.    Fase Inflamatori
Fase ini terjadi segera setelah luka dan berakhir 3–4 hari. Dua proses utama terjadi pada fase ini yaitu hemostasis dan fagositosis. Hemostasis (penghentian perdarahan) akibat vasokonstriksi pembuluh darah besar di daerah luka, retraksi pembuluh darah, endapan fibrin (menghubungkan jaringan) dan pembentukan bekuan darah di daerah luka.Scab (keropeng) juga dibentuk dipermukaan luka. Scab membantu hemostasis dan mencegah kontaminasi luka oleh mikroorganisme. Dibawah scab epithelial sel berpindah dari luka ke tepi.Sel epitel membantu sebagai barier antara tubuh dengan lingkungan dan mencegah masuknya mikroorganisme. Suplai darah yang meningkat ke jaringan membawa bahan-bahan dan nutrisi yang diperlukan pada proses penyembuhan.
Pada akhirnya daerah luka tampak merah dan sedikit bengkak.Selama sel berpindah lekosit (terutama neutropil) berpindah ke daerah interstitial. Tempat ini ditempati oleh makrofag yang keluar dari monosit selama lebih kurang 24 jam setelah cidera/luka. Makrofag ini menelan mikroorganisme dan sel debris melalui proses yang disebut fagositosis. Makrofag juga mengeluarkan faktor angiogenesis (AGF) yang merangsang pembentukan ujung epitel diakhir pembuluh darah. Makrofag dan AGF bersama-sama mempercepat proses penyembuhan. Respon inflamatori ini sangat penting bagi proses penyembuhan.
Respon segera setelah terjadi injuri akan terjadi pembekuan darah untuk mencegah kehilangan darah. Karakteristik fase ini adalah tumor, rubor,dolor, calor, functio laesa. Lama fase ini bisa singkat jika tidak terjadiinfeksi.
b.    Fase Proliferatif
Fase kedua ini berlangsung dari hari ke–4 atau 5 sampai hari ke–21.Jaringan granulasi terdiri dari kombinasi fibroblas, sel inflamasi, pembuluh darah yang baru, fibronectin and hyularonic acid.
Fibroblas (menghubungkan sel-sel jaringan) yang berpindah ke daerah lukamulai 24 jam pertama setelah terjadi luka. Diawali dengan mensintesis kolagen dan substansi dasar yang disebut proteoglikan kira-kira 5 hari setelah terjadi luka.Kolagen adalah substansi protein yang menambah tegangan permukaan dari luka.Jumlah kolagen yang meningkat menambah kekuatan permukaan luka sehingga kecil kemungkinan luka terbuka.Kapilarisasi dan epitelisasi tumbuh melintasi luka, meningkatkan aliran darah yang memberikan oksigen dan nutrisi yang diperlukan bagi penyembuhan.
c.    Fase Maturasi
Fase maturasi dimulai hari ke–21 dan berakhir 1–2 tahun.Fibroblas terus mensintesis kolagen.Kolagen menyalin dirinya, menyatukan dalam struktur yang lebih kuat.Bekas luka menjadi kecil, kehilangan elastisitas dan meninggalkan garis putih.Dalam fase ini terdapat remodeling luka yang merupakan hasil dari peningkatan jaringan kolagen, pemecahan kolagen yang berlebih dan regresi vaskularitas luka.Terbentuknya kolagen yang baru yang mengubah bentuk luka serta peningkatan kekuatan jaringan. Terbentuk jaringan parut 50–80% sama kuatnya dengan jaringan sebelumnya. Kemudian terdapat pengurangan secara bertahap pada aktivitas selular dan vaskularisasi jaringan yang mengalami perbaikan (Syamsulhidjayat, 2005).

Kunjungi link dibawah ini untuk lebih lengkapnya:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar