1.
Definisi
Luka bakar adalah rusak atau hilangnya jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber panas seperti kobaran api di tubuh (flame), jilatan
api ketubuh (flash), terkena air panas (scald), tersentuh benda
panas (kontak panas), akibat sengatan listrik, akibat bahan-bahan kimia, serta
sengatan matahari (sunburn) (Moenajat, 2001). Menurut Wim de Jong
(2005), Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh
dengan benda-benda yang menghasilkan panas (api secara langsung maupun tidak
langsung, pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan kimia, air,
dll) atau zat-zat yang bersifat membakar (asam kuat, basa kuat). Luka bakar
merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan mortalitas tinggi.Luka bakar
disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu sumber panas kepada tubuh.Panas
dapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasi elektromagnetik.
2.
Patofisiologi Luka Bakar
Luka bakar suhu pada tubuh terjadi baik karena kondisi panas
langsung atau radiasi elektromagnetik.Sel-sel dapat menahan temperatur sampai
440C tanpa kerusakan bermakna, kecepatan kerusakan jaringan berlipat
ganda untuk tiap drajat kenaikan temperatur.Saraf dan pembuluh darah merupakan
struktur yang kurang tahan dengan konduksi panas.Kerusakan pembuluh darah ini
mengakibatkan cairan intravaskuler keluar dari lumen pembuluh darah, dalam hal
ini bukan hanya cairan tetapi protein plasma dan elektrolit.Pada luka bakar
ekstensif dengan perubahan permeabilitas yang hampir menyeluruh, penimbunan
jaringan masif di intersitial menyebabakan kondisi hipovolemik. Volume cairan
iuntravaskuler mengalami defisit, timbul ketidak mampuan menyelenggarakan
proses transportasi ke jaringan, kondisi ini dikenal dengan syok (Moenajat,
2001).
Gambar
3. Zona luka bakar oleh Jackson
Menurut
Jackson, ada tiga zona konsekutif pada luka bakar yaitu: koagulasi, stasis, dan
hiperemis. Zona koagulasi menggambarkan area yang terkena kontak erat dengan
sumber panas.Sel pada area ini mengalami nekrosis koagulasi dan tidak
membaik.Pada zona ini terjadi kehilangan jaringan yang ireversibel.Zona stasis adalah
area konsentris yang kerusakan jaringannya lebih sedikit, ditandai dengan
penurunan perfusi jaringan.Jaringan pada zona ini berpotensi untuk
diselamatkan.Zona hiperemis adalah zona terluar dimana perfusi jaringan
meningkat. Sel pada area ini mengalami trauma minimal, dan pada sebagian besar
kasus akan membaik dalam 7-10 hari.
3. Etiologi
Luka bakar banyak disebabkan karena suatu hal, diantaranya
adalah
a. Luka
bakar suhu tinggi(Thermal Burn): gas, cairan, bahan padat
Luka bakar thermal burn biasanya disebabkan oleh air panas
(scald) ,jilatan api ketubuh (flash), kobaran api di tubuh (flam), dan akibat
terpapar atau kontak dengan objek-objek panas lainnya(logam panas, dan
lain-lain) (Moenadjat, 2005).
b. Luka
bakar bahan kimia (Chemical Burn)
Luka bakar kimia biasanya disebabkan oleh asam kuat
atau alkali yang biasa digunakan dalam bidang industri militer ataupu bahan
pembersih yang sering digunakan untuk keperluan rumah tangga (Moenadjat, 2005).
c. Luka
bakar sengatan listrik (Electrical Burn)
Listrik
menyebabkan kerusakan yang dibedakan karena arus, api, dan ledakan. Aliran
listrik menjalar disepanjang bagian tubuh yang memiliki resistensi paling
rendah.Kerusakan terutama pada pembuluh darah, khusunya tunika intima, sehingga
menyebabkan gangguan sirkulasi ke distal. Sering kali kerusakan berada jauh
dari lokasi kontak, baik kontak dengan sumber arus maupun grown (Moenadjat,
2001)
d. Luka
bakar radiasi (Radiasi Injury)
Luka bakar radiasi disebabkan karena terpapar dengan
sumber radio aktif.Tipe injury ini sering disebabkan oleh penggunaan
radio aktif untuk keperluan terapeutik dalam dunia kedokteran dan
industri.Akibat terpapar sinar matahari yang terlalu lama juga dapat
menyebabkan luka bakar radiasi (Moenadjat, 2001).
4. Klasfikasi LukaBakar
Ø Klasifikasi luka bakar menurut kedalaman
a.
Luka bakar derajat I
Kerusakan
terbatas pada lapisan epidermis superfisial, kulit kering hiperemik, berupa
eritema, tidak dijumpai pula nyeri karena ujung-ujung syaraf sensorik
teriritasi, penyembuhannya terjadi secara spontan dalam waktu 5 -10 hari
(Brunicardi et al., 2005).
a.
Luka bakar derajat II
Kerusakan
terjadi pada seluruh lapisan epidermis dan sebagai lapisan dermis, berupa
reaksi inflamasi disertai proses eksudasi.Lukaderajat dua mengenai
lapisanepidermis yang lebih dalam danmencapai kedalaman dermis tetapimasih ada
elemen epitel yang tersisa,seperti sel epitel basal, kelenjarsebasea, kelenjar
keringat, dan folikelrambut.Dijumpai pula, pembentukan scar, dan nyeri karena
ujung –ujung syaraf sensorik teriritasi.Dasar luka berwarna merah atau
pucat.Sering terletak lebih tinggi diatas kulit normal (Moenadjat, 2001).
i. Derajat
II Dangkal (Superficial)
· Kerusakan mengenai bagian superficial dari dermis.
· Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar
keringat, kelenjar sebasea masih utuh.
· Bula mungkin tidak terbentuk beberapa jam setelah
cedera, dan luka bakar pada mulanya tampak seperti luka bakar derajat I dan mungkin
terdiagnosa sebagai derajat II superficial setelah 12-24jam
· Ketika bula dihilangkan, luka tampak berwarna merah
muda dan basah.
· Jarang menyebabkan hypertrophic scar.
· Jika infeksi dicegah maka penyembuhan akan terjadi
secara spontan kurang dari 3 minggu (Brunicardi et al., 2005).
ii. Derajat
II dalam (Deep)
· Kerusakan
mengenai hampir seluruh bagian dermis
· Organ-organ
kulit seperti folikel-folikel rambut, kelenjarkeringat,kelenjar sebasea
sebagian besar masih utuh.
· Penyembuhan
terjadi lebih lama tergantung biji epitel yang tersisa.
· Juga
dijumpai bula, akan tetapi permukaan luka biasanya tanpak berwarna merah muda
dan putih segera setelah terjadi cedera karena variasi suplay darah dermis
(daerah yang berwarna putih mengindikasikan aliran darah yang sedikit atau
tidak ada sama sekali, daerah yg berwarna merah muda mengindikasikan masih ada
beberapa aliran darah ) (Moenadjat, 2001)
· Jika
infeksi dicegah, luka bakar akan sembuh dalam 3 -9 minggu (Brunicardi et al.,
2005)
a.
Luka bakar derajat III (Full
Thickness burn)
Kerusakan meliputi seluruh tebal dermis
dermis dan lapisan lebih dalam, tidak dijumpai bula, apendises kulit rusak,
kulit yang terbakar berwarna putih dan pucat.Karena kering, letak nya lebih
rendah dibandingkan kulit sekitar.Terjadi koagulasi protein pada epidermis yang
dikenal sebagai scar, tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi, oleh karena
ujung-ujung syaraf sensorik mengalami kerusakan atau kematian.
Penyembuhanterjadi lama karena tidak ada proses epitelisasi spontan dari dasar
luka (Moenadjat, 2001). Luka derajat tiga mengenaisemua lapisan epidermis dan
dermisserta biasanya secara klinis tampaksebagai luka kering, luka
merahkeputih-putihan, dan hitam keabuabuan,tidak ada bula, lapisan yangrusak
tidak sembuh sendiri maka perluSkin graff.Seringkali vena mengalamikoagulasi
dan dapat terlihat dari permukaan kulit (Burns et al, 2006)
a. Luka
bakar derajat IV
Luka full thickness yang telah
mencapai lapisan otot, tendon dan ltulang dengan adanya kerusakan yang luas.
Kerusakan meliputi seluruh dermis, organ-organ kulit seperti folikel rambut,
kelenjar sebasea dan kelenjar keringat mengalami kerusakan, tidak dijumpai
bula, kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat, terletak lebih rendah
dibandingkan kulit sekitar, terjadi koagulasi protein pada epidemis dan dermis
yang dikenal scar, tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensori karena
ujung-ujung syaraf sensorik mengalami kerusakan dan kematian. penyembuhannya
terjadi lebih lama karena ada proses epitelisasi spontan dan rasa luka
(Moenadjat, 2001).
5 Proses
Penyembuhan Luka
Berdasarkan
klasifikasi lama penyembuhan bisa dibedakan menjadi dua yaitu:
a.
Akut
Luka
dikatakan akut jika penyembuhan yang terjadi dalam jangka waktu 2–3 minggu.
b.
Kronis
Segala
jenis luka yang tidak ada anda-tanda untuk sembuh dalam jangka lebih dari 4–6
minggu.
Tubuh
secara normal akan merespon terhadap luka melalui proses peradangan yang
dikarakteristikan dengan lima tanda utama yaitu bengkak, kemerahan, panas,
nyeri dan kerusakan fungi. Proses penyembuhannya mencakup beberapa fase (Potter
& Perry, 2005) yaitu:
a.
Fase Inflamatori
Fase
ini terjadi segera setelah luka dan berakhir 3–4 hari. Dua proses utama terjadi
pada fase ini yaitu hemostasis dan fagositosis. Hemostasis (penghentian
perdarahan) akibat vasokonstriksi pembuluh darah besar di daerah luka, retraksi
pembuluh darah, endapan fibrin (menghubungkan jaringan) dan pembentukan bekuan
darah di daerah luka.Scab (keropeng) juga dibentuk dipermukaan luka. Scab
membantu hemostasis dan mencegah kontaminasi luka oleh mikroorganisme. Dibawah scab
epithelial sel berpindah dari luka ke tepi.Sel epitel membantu sebagai
barier antara tubuh dengan lingkungan dan mencegah masuknya mikroorganisme.
Suplai darah yang meningkat ke jaringan membawa bahan-bahan dan nutrisi yang
diperlukan pada proses penyembuhan.
Pada
akhirnya daerah luka tampak merah dan sedikit bengkak.Selama sel berpindah
lekosit (terutama neutropil) berpindah ke daerah interstitial. Tempat ini
ditempati oleh makrofag yang keluar dari monosit selama lebih kurang 24 jam
setelah cidera/luka. Makrofag ini menelan mikroorganisme dan sel debris melalui
proses yang disebut fagositosis. Makrofag juga mengeluarkan faktor angiogenesis
(AGF) yang merangsang pembentukan ujung epitel diakhir pembuluh darah. Makrofag
dan AGF bersama-sama mempercepat proses penyembuhan. Respon inflamatori ini
sangat penting bagi proses penyembuhan.
Respon
segera setelah terjadi injuri akan terjadi pembekuan darah untuk mencegah
kehilangan darah. Karakteristik fase ini adalah tumor, rubor,dolor, calor,
functio laesa. Lama fase ini bisa singkat jika tidak terjadiinfeksi.
b.
Fase Proliferatif
Fase
kedua ini berlangsung dari hari ke–4 atau 5 sampai hari ke–21.Jaringan
granulasi terdiri dari kombinasi fibroblas, sel inflamasi, pembuluh
darah yang baru, fibronectin and hyularonic acid.
Fibroblas
(menghubungkan
sel-sel jaringan) yang berpindah ke daerah lukamulai 24 jam pertama setelah
terjadi luka. Diawali dengan mensintesis kolagen dan substansi dasar yang
disebut proteoglikan kira-kira 5 hari setelah terjadi luka.Kolagen
adalah substansi protein yang menambah tegangan permukaan dari luka.Jumlah
kolagen yang meningkat menambah kekuatan permukaan luka sehingga kecil
kemungkinan luka terbuka.Kapilarisasi dan epitelisasi tumbuh melintasi luka,
meningkatkan aliran darah yang memberikan oksigen dan nutrisi yang diperlukan
bagi penyembuhan.
c.
Fase Maturasi
Fase
maturasi dimulai hari ke–21 dan berakhir 1–2 tahun.Fibroblas terus mensintesis
kolagen.Kolagen menyalin dirinya, menyatukan dalam struktur yang lebih
kuat.Bekas luka menjadi kecil, kehilangan elastisitas dan meninggalkan garis
putih.Dalam fase ini terdapat remodeling luka yang merupakan hasil dari
peningkatan jaringan kolagen, pemecahan kolagen yang berlebih dan regresi
vaskularitas luka.Terbentuknya kolagen yang baru yang mengubah bentuk luka
serta peningkatan kekuatan jaringan. Terbentuk jaringan parut 50–80% sama
kuatnya dengan jaringan sebelumnya. Kemudian terdapat pengurangan secara
bertahap pada aktivitas selular dan vaskularisasi jaringan yang mengalami
perbaikan (Syamsulhidjayat, 2005).
Kunjungi link dibawah ini untuk lebih lengkapnya:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar