Keluarga merupakan lingkungan terdekat untuk
membesarkan, mendewasakan dan didalamnya remaja mendapatkan pendidikan pertama
kali. Setiap orang pasti mendambakan keluarga yang harmonis, keluarga yang
penuh dengan rasa aman, tenang, riang gembira dan saling menyayangi diantara
anggota keluarga. Sekarang ini permasalahan yang sering terjadi biasanya
dimulai dari lingkungan keluarga, misalnya pertengkaran antar suami-istri
sehingga mengakibatkan perceraian dan berdampak kurang baik bagi perkembangan
kepribadian remaja (Usu, 2007).
Perceraian pasangan suami-istri seringkali
berakhir menyakitkan bagi pihak-pihak yang terlibat, termasuk di dalamnya
adalah anak-anak. Peristiwa ini menimbulkan anak–anak tidak merasa mendapatkan
perlindungan dan kasih sayang dari orang tuanya. Perceraian juga dapat
menimbulkan stres dan trauma untuk memulai hubungan baru dengan lawan jenis.
Perceraian adalah penyebab stres kedua paling tinggi, setelah kematian pasangan
hidup. Seringkali perceraian diartikan sebagai kegagalan yang dialami suatu keluarga
(Holmes dan Rahe, 2005).
Dalam penelitian terakhir hubungan remaja
yang orang tuanya bercerai akan memiliki sikap pesimis mengenai kehidupan
pernikahannya karena perceraian akan membawa perubahan bagi remaja dan
membuatnya semakin jauh dari orang tuanya. Orangtua yang tidak peka, tidak
menyadari perubahan-perubahan yang terjadi di dalam hubungannya dengan anak dan
membuatnya semakin jauh dari anak hingga anak merasa diabaikan. (Hetherington,
2002)
Remaja
yang mengalami situasi perceraian orang tua akan menunjukan kesulitan
penyesuaian diri dalam bentuk masalah perilaku, kesulitan belajar, atau
penarikan diri dari lingkungan sosial. Semua bentuk kericuhan batin dan tingkah
laku remaja yang merupakan pencerminan dari gaya hidup yang tipis dari suatu
keluarga yang ”sakit” secara sosial, yang didalamnya terdapat interaksi antara
anggota yang kacau berantakan. (Cole, 2004; Kartono, 2006).
Perceraian
merupakan titik puncak dari pengumpulan berbagai permasalahan yang menumpuk dan
jalan terakhir yang harus ditempuh ketika hubungan perkawinan itu sudah tidak
dapat dipertahankan lagi (Dariyo ,2003:160).
Perceraian
berdampak pada psikis remaja
- perubahan
fisik
- perubahan mental
- perubahan perilaku
- akademik
- hubungan
dengan lingkungan sekitar
Penyesuaian Positif:
- Memicu motivasi untuk berprestasi
- Menyalurkan emosi menjadi hobi yang
positif
- Meningkatkan rasa optimisme
- Mampu menganalisis penyebab perceraian kedua orang tua mereka
- Menjadi semakin dewasa
- Mampu mengendalikan diri
- Sikap pesimis
- Prestasi menurun
- Sulit menyesuaikan diri dari
lingkungan sosial
- Nakal atau berperilaku anak jahat
- Perilaku agresif
Agresif
adalah suatu keadaan emosi yang merupakan campuran perasaan frustasi dan benci
atau marah (Patricia D. Barry, 1998).
- Sangat kecewa kepada orang tuanya
- Mencoba hal-hal negatif seperti
minum- minuman keras, narkoba, mencopet, berkelahi
- Trauma
Salah satu upaya untuk
mengatasi masalah ini adalah MEMAAFKAN (forgiving). Proses memaafkan
berjalan secara terus-menerus berkaitan dengan kembalinya perasaan sakit atau
tidak, terutama jika ternyata orang yang menyakiti kembali menyakiti.
Proses
memaafkan berkaitan erat dengan:
- Latar belakang pendidikan
- Ekonomi
- Nilai-nilai
- Budaya (suku)
Ingin mengetahui
informasi yang lebih lengkap lagi buka situs berikut ini:
- https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjXy-jpq-bOAhVCo48KHffSCn4QFggaMAA&url=http%3A%2F%2Fpapers.gunadarma.ac.id%2Findex.php%2Fpsychology%2Farticle%2Fdownload%2F933%2F886&usg=AFQjCNHheCfPaSQV_WX84HEHwuAYoR-QeA&sig2=H4uQqKhWiEasd5t5yx1kPw&bvm=bv.131286987,d.c2I
- http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Journal-4973-MestikaDewi.pdf
- https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=9&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjQ9bOxsebOAhVKNY8KHUg8DqwQFghXMAg&url=http%3A%2F%2Fjournal.student.uny.ac.id%2Fojs%2Fojs%2Findex.php%2Ffipbk%2Farticle%2Fdownload%2F265%2F243&usg=AFQjCNFhrlFTl2L3JiitjcFXuW2qpIL2wg&sig2=IwpEyXB2dMKq7HFBmObqfg&bvm=bv.131286987,d.c2I
- http://ejournal.psikologi.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2013/04/JURNAL%20SKRIPSI%20PUTRI%20PDF%20(04-04-13-09-50-30).pdf